Dompu (2009). Apakah benar masyarakat desa terbelakang……. ? Ada yang mengatakan mereka justru lebih inovatif dan berpikiran kritis.
Orang-orang sering mengatakan “masyarakat Desa” punya banyak permasalahan terutama kemiskinan. Hampir semua data dan laporan menuliskan, angka keluarga miskin mencapai 75 % dari jumlah keluarga yang ada. Padahal kalau kita melihat realita di lapangan, sebenarnya angka yang dilaporkan itu terlalu terpaut jauh. Diduga ini karena pengaruh penentuan kriteria tingkat kesejahteraan oleh berbagai dinas/instansi dalam memberikan paket bantuan sehingga menyebabkan banyak orang yang menyatakan dirinya miskin.
Sesungguhnya masyarakat desa itu memiliki banyak potensi seperti tersedianya lahan pertanian, ternak dan hasil laut yang melimpah.. Apabila dimanfaatkan dengan baik, tentu potensi desa ini akan dapat memperbaiki ekonomi mereka.
Sayangnya, memang ada beberapa kelemahan mereka yang tidak dapat kita pungkiri. Misalnya pola konsumtif yang cukup tinggi, serta lebih mengedepankan hal-hal yang praktis saja. Ini bisa terjadi karena sudah terlalu terbiasa dengan berbagai bantuan dari proyek pemerintah maupun dari pihak lain (LSM, Perusahaan dll).
Belajar dari pola hidup mereka, sepertinya masyarakat itu sudah diracuni oleh hal-hal yang serba praktis.Pemberian paket-paket pertanian (pupuk kimia, pestisida/herbisida, benih) menyebabkan mereka sulit untuk berusaha sehingga kesannya kalau tidak ada bantuan maka mereka tidak mau berusaha. Pekerjaan mereka hanya menunggu saja, seakan-akan nasib mereka ditentukan oleh orang lain.
Untuk mengubah pola hidup seperti itu sangat diperlukan sekali proses membangun daya kritis mereka. Selain mengetahui apa yang jadi kelemahan, mereka juga perlu disadarkan bahwa mereka memiliki kekuatan. Kekuatan dalam diri mereka maupun yang berada disekitar mereka. Mereka memiliki lahan pekarangan. Ini dapat mereka manfaatkan dengan tanaman sayuran baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk dijual. Begitu juga dengan ternak. Mereka bisa gunakan untuk pengolahan lahan, maupun sebagai bahan pembuatan pupuk organik..
Salah satu cara yang dilakukan adalah melibatkan mereka dalam proses monitoring dan evaluasi karena ini menjadi bagian penting untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan. Pendekatan yang dilakukan lagi adalah pendekatan pada keberhasilan yang sudah ada, bukan pada pendekatan masalah sehingga dapat diketahui kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat yang bisa mendukung kearah pemanfaatan potensi yang ada.
Proses monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat sebagai partisipan yang memberikan umpan balik dari apa yang dilakukan maupun yang diamati. Dengan cara ini maka rasa kepemilikan akan sangat tinggi. Belajar dari pengalaman,hampir semua program yang dinyatakan gagal adalah karena beberapa paket bantuan yang diberikan tidak dapat digunakan dengan baik.Paket modal usaha misalnya malah digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kalau pendekatan ini terus dilakukan maka akan membuat masyarakat tetap bodoh dan miskin.
Kekuatan yang dibangun dari masyarakat akan terus dijaga dan ini akan mendorong lahirnya satu komitmen untuk berubah mencapai kemajuan, mengatasi ketidakberdayaan, mengejar keterbelakangan dan melawan ketidakadilan.
Dengan beberapa fenomena diatas tergambar bahwa masyarakat desa sebenarnya memiliki kekuatan. Mereka dapat membangun daya kritisnya sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik, segala kebutuhan bisa dipenuhi, dan semua masyarakat akan sejahtera.
Jika kondisi tersebut dapat diwujudkan, maka hampir semua rumah tangga tidak ada lagi yang kekurangan pangan. Mereka dapat memperolehnya dari produksi pemanfaatan lahan pertanian maupun membeli dari perolehan usaha sampingannya, sehingga kebutuhan gizi anak dapat dipenuhi. Mereka pun dapat menggunakan layanan kesehatan untuk mengobati anak-anak mereka jika sakit. Mimpi “mewujudkan kehidupan anak Indonesia yang lebih baik” benar-benar menjadi satu kebanggaan tersendiri.
Selanjutnya kita tidak akan berhenti pada pemenuhan kebutuhan, tetapi kita akan berbicara pada jangka waktu yang panjang.Jika suatu masyarakat sudah sejahtera maka sifatnya akan menggenerasi sehingga tidak ada lagi istilah miskin karena keturunan karena hal itu sudah dikubur dalam-dalam. Inovasi dan pikiran-pikiran kritis akan jadi bagian dari kehidupan mereka.
Untuk mengarahkan masyarakat desa pada “perubahan” jelas diperlukan komitmen berbagai pihak yang merasa prihatin dengan masyarakat desa., agar beberapa proses pemberdayaan betul-betul dilakukan. Jangan malah sebaliknya membuat mereka tidak berdaya dan masyarakat ditipu. Transparansi dan menanamkan nilai-nilai kejujuran serta keadilan menjadi hal penting untuk ditempatkan pada posisi yang paling tinggi. Ini pun akan menjadi teropong yang akan mengarahkan jalannya kegiatan menjadi lebih baik (Writen by Nurhasanah)
wach…. setuju tuch ama infonya..,
Baik masyarakat desa maupun kota semuanya memiliki potensi SDA yang sama tergantung cara pengembangannya.
Emang gitu… biar nggak jadi urbanisasi terus menerus.. kayak Jakarte,, orang baru dari kampung suka diusir suruh pulang… yach nggak
Setujuuuuuu, desa harus dimajukan jika bangsa ingin maju karena desa merupakan penghasil bahan baku industri, sumber penghasil bahan pangan dan sumber TKW he he he yang katanya pengahsil devisa negara
Dan juga biar kota tidak penuh sesak dan macet karena kalau desa maju orang desa ogah ke kota yang penuh dengan polusi (terutama moral ha ha ha)
Tony
Hello ketemu lagi walau via Blog
Ya.. ya.. Ya … meminjam istilah GIGI… kawasan pinggiran ini sudah sepantesnya juga menikmati “hasil pembangunan”.. nggak hanya penononton aje… Akur khan
salam kenal mas agoes….
ada satu lagi mas.. bagaimana memutarkan micro finance untuk pedesaan agar uang mereka ber-putar.. berbicara community development tinggal bagaimana desa itu berdaya bukan diperdaya, dan hanya ditarik suaranya saja untuk pemilu dan pilkada.
sukses mas…
Sama-sama
Setuju juga .. mas boy…salah satu akar masalah juga dipedesaaan yaitu rendahnya perputaran uang disana, akibat rendahnya aktivitas ekonomi disana juga.. tinggal dicari pintu masuk yang paling pas lewat mana… jangan melulu lewat pinjaman-pinjaman (kredit mikro) yang sering disalah gunakan… oleh pelaksana program dan juga kreditor… Peace
Selamat malam Agoes, tulisan yang bagus, yang peduli dengan masyarakat akar rumput, Untuk memberdayakan mayrakat pedesaan yang belum memadai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu memberdayakan SDM untuk memiliki jiwa wira usaha untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang handal, selain itu manfaatkan sarana dan prasarana yang ada serta menggunakan modal yang tersedia untuk mengembangkan usaha UMKM, selanjutnya membentuk lembaga penjamin kredit UMKM untuk meningkatkan daya saing pasar. Semoga yang kita harapkan bersama yaitu memberdayakan masyarakat akar rumput, dapat tercapai, Demikian agoes. Sukses untuk anda.
Regards, agnes sekar
Ya…. Mbak Agnes
Setuju.. untuk berdayakan SDM masyarakat pedesaan, lalu kuatkan perekonomian mereka melalui agribisnis unggulan dan produk unggulan daerah juga tentunya,, sehingga akan tercipta sentra-sentra produksi yg akan membangkitkan kegiatan ekonomi pedesaan.. krn umumnya pedesaan disini bertumpu di sektor pertanian… salam juga..see you
ujung-ujungnya pengembangan sdm. cuman kadang-kadang para pemberdaya masyarakat sering melakukan kesalahan intervensi akibat dari “persepsi”nya kurang tepat. Sering mereka dipersepsikan sebagai oyek yang pasif, powerless, dan perlu diberi sedekah.
Mas Harsono
Karena itu si pemberdaya harus bisa membedahkan antara Kebutuhan dan Keinginan masyarakat…. Krn keinginan belum tentu merupakan kebutuhan masyarakat yg mau diberdayakan…
keinginan bersifat tak terbatas. dan kebutuhan bersifat terbatas. makanya tak pernah want assessment, tapi need assessment. maybe
Toel…mas… sehingga yag ada hanya istilah “Need Assessment” = “Assesment Kebutuhan”
Kadang masyarakat pedesaan masih ada yang mengikuti pola lama,misalnya dalam hal bercocok tanam.Ketika kekurangan airn mereka diam saja,padahal secara gotong royong mereka dapat membikin sumur pompa lho.
Salam
Di beberapa tempat…Ada banyak nilai-nilai kearifan lokal (kultur lokal) yang sudah luntur & tidak diterapkan masyarakat lagi..contohnya gotong-royong ini.. Namun itu semua tinggal.. bagaimana pemimpim setempat mau & mampu menggerakkan kembali kearifan lokal ini sehingga tidak lagi terlalu banyak menggantungkan “bantuan” dari org luar.. C.U
sudah saatnya desa mandiri, tidak tergantung lg dngan siapapun… udah tak link ke blogku lho pak
Wah makasih tu….Roni…Sering-sering aja mampir… mudah-mudahan ada suguhan yg mamtap…. C.U
ada istilah ‘pengari’ di pedalaman kalimantan, dimana masyarakat desa — biasanya satu kampung secara bersama-sama dan bergiliran menggarap ladang milik mereka. Mereka hidup bersahaja dan sudah merasa bahagia dengan apa yang mereka miliki. Kita sering keliru menafsirkan bahwa ‘ketidak-berpunyaan’ mereka atas material ‘ke-kotaan’ sebagai sebuah hal yang membuat mereka kelihatan ‘miskin’. Jikapun hendak membantu mereka — menanyakan kebutuhan mereka akan lebih arif daripada memberi sesuatu yang mungkin tidak atau belum mereka butuhkan….
Betul pimpii !!…. kadang-kadang Kita melihat seseorang atau masyarakat itu dari kacamata Kita saja,.. menurut Kita mereka itu serba kekukurangan setelah Kita lihat dari segi fisik & material,, ternyata setelah ditelusuri lebih dalam ternyata mereka penuh kebahagian dan merasa tidak kekurangan dari sudut kacamata mereka.. Be wise (bijaksanalah)
Memang seperti itu, yang terbaik adalah bagaimana mengupayakan potensi desa agar lebih banyak mengembangkan desanya sehinga menjadi desa yang maju.
dan memang sumber daya Alaam kalau dikelola secara baik dan bijak.dan bisa penunjang bagi masyarakat setempat
Thanks old friend atas tambahan pemikirannya…
harusnya penyuluh pertanian dan perkebungan di tingkat kabupaten dikerahkan dan benar2 diberdayakan untuk mengangkat potensi daerah.
Iya tuh… tapi selalu lagi-lagi alasannya tidak ada dana operasional,.. kalo adapun hanya habis buat beli bensin… Tapi Setuju dgn pendapatnya Sangmane
Halo…salam kenal juga….bagaimana kalau mereka diberi penyuluhan tentang inovasi dan kreatifitas. Dengan sumber alam yang melimpah, mereka adalah ujug tombak peningkatan value added? Untuk penyuluhan ttg topik tsb saya bisa membantu…salam manis
Wah thanks berat Mbak Ririn dah consen juga ttg masyarakat desa… Kayaknya sering-sering kontak yach..
Salam Juga
C.U
bisa ke jateng mbak?
Ping balik: One of The Hottest Female Blogger :) « Try 2B cool 'n smart…
Thank Youuuuuu..
Jadikan desa kita se makmur mungkin
Setuju. Cm yg jd msalah bgm cara mgubah masyarakat biar berfikir spt anda pikirkan,, gagasan anda itu bagus cm membudayakan masyarakat biar mandiri n bs memanfaatkan potensinya sgt berat bgt, yg dpikir keuntungan jangka pendek semua.