Belajar dari keliling ke berbagai pelosok negeri yg kaya akan sumberdaya, namun masih banyak yg kekurangan. Kekurangan yg paling mendasar dari piramida kehidupan.
Belom banyak yg bisa dikerjakan sendiri tapi pailing tidak ada upaya bersimpati.
Obsesi dimana Masyarakat (Orang Tua dan Anak-Anak) mendapatkan hak-hak mereka dan mereka dapat menjalankan kewajiban sesuai dengan poisisi masing-masing dalam kondisi kecukupan pangan.
Dunia dimana ada “Peace, Freedom & Prosperous for ever”… ?… Semoga..!
sulit rasanya damai menyentuh kita..
apalagi untuk warga yg bertempat di ibukota..
faktor persaingan yg kuat bukannya menambah optimisme kita, justru melambungkan egosentris..
Thanks sudah mampir.. Paling tidak Kita harus ciptakan damai di hati Kita
Selamat bergabung di dunia blogger pak Agusman, apa bloh tulisannya yang bagus – bagus ini kami copas untukdimuat di majalah anak embun pagi soe?
Pak Agus… buat aja blog profesional… unttuk domain hostingnya ada di http://www.revti.com, kayaknya blog ini bakal potensial..
Salam
Thanks… sudah mampir disini.. juga saranannya…Ke depan akan diimprove lagi… Silakan aja tulisan (artikel or opini) mau di tampilan di Majalah Embun Paginya Soe… Salam buat Dewan Anak Soe…!!!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Kunjung balik kang..
Sungguh sebuah obsesi yg indah,
semoga apa-apa yg kita harapkan untuk masyarakat kelak kan terwujud dgn sebaik-baiknya keterwujudan menuju masyarakat yg damai menjadi rahmat bagi semesta alam.
Sukses terus Kang Agus 🙂
Salam Shilaturrahiim…
Waallaikum Salam
Thanks sudah menyempatkan waktu menjenguk sudare yang berada jauh… Amin Kang Azi semoga terwujuda paling tidak disekitar keluarga kite dululah mulainya…Sukes Juga buat yang disana.. Wasalam
obsesi yang sangat ideal.
sepertinya harus dimulai terlebih dulu dari lingkungan yang paling kecil dlm masyarakat.
misalnya; dimulai dr keluarga sendiri, kerabat dan sahabat2, lalu dengan sendirinya dapat menjalar atau tertular kemana2, ke lingkup yg lebih besar lagi, yakni masyarakat indonesia seluruhnya.semoga.
salam.
Yach Bunda
Harus dimulai dari keluarga kita sendiri masing-masing…. keluarga besar, tetangga ..lalu ke masyarakat…dst
Assalamualaikum Wr. Wbr.
Kunjungan balasan. salam kenal juga, blognya bagus. saya baca-baca dulu ya
Wa’alaikum Salam
Thanks Bang Saiful atas kunjungan baliknya.. Sering-sering aja maen ke sini toek tukar-tukar informasi.. C.U
Obsesi bersama n harapan bersama … Bersama Allah Pasti BISA
Salam n tangkyu dah berkunjung
Yah Kang Cepot…. Obsesiku & juga obsessi bersama.. thanks dach mampir ke sini
Assalamu’alaikum wr wb
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya di Blog saya. Blog Akang Bagus, senang berkenalan dengan Kang Agus.
Wa’alaikum salam wr wb
Dewi Yana
Walaikum Salam Teteh Dewi
Thanks atas kunjungan baliknya…. Boleh tak link blognya?
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, iya Kang agus, boleh, silahkan saja, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Kang Agus mencantumkan blog Jalan Dakwah Bersama di blogroll Akang.
Wa’alaikum salam wr wb
Dewi Yana
Waala’ikumsalam
Thanks yach…. moga lebih menambah syiar dakwanya lebih terdengar lagi….Amin
saya setuju kak!!!!
tapi gimana iah caranya??
masalahnya hukum di Indonesia ajah blm bener…
keadilan itu sama” memiliki haknya..hehehe..begitu ketika saya kuliah PIH…
makasih udah berkunjung ke blog saya..
http://pelangiituaku.wordpress.com
Thanks juga sudah mampir kesini…
Dimulai dulu aja dari lingkungan yg paling kecil dulu.. yaitu di rumah (keluarga sendiri)… lalu bawa keluar…dst…dst
Assalamu’alaikum wr wb
Kang Agus, mau memberitahu, blognya Akang juga sudah saya link di blog saya, tapi sepertinya, Kang Agus salah nge-link blog saya deh, ada huruf yang kurang, jadi kalau di klik, nggak bisa masuk blog saya. Terima kasih.
Wa’alaikum salam wr wb
Dewi Yana
Wa’alaikum Salam… Thanks atas.. infonya… ntar di benerin.. See You
ya, semoga !! rasa optimis yg mang agus “virus” kan itu akan menjangkit pada ruh-ruh setiap blogger yg baca (minimal blogger yg ngerasain ^^ ), dan perlu diingat, penuhi dulu semua hak orang lain yg ada pada diri kita, baru bisa menuntut hak kita yg ada pada orang lain. penuhi dulu kewajiban kita, baru bisa menuntut atas kewajiban orang lain..
ya toh? enak toh? hak hak hak *mbah surip ketawa* 😆
mokaseeh mang sudah mamper ke pos bikpici, payo kapan bikpici nih diajak keliling indonesia
mcak nyo ladas nian yoh pacak merantau terus…
teruslah menebar manfaat yoh, mang!! bangga punyo dulur yang biso bawak manfaat u/ wong banyak!!
keep blogging, mang!!
Amien….77x
Setuju thd pelaksanaan hak & kewajiban masing-masing.
Mudah-mudahan kapan bae bikpici ada kesempatan & ado rejeki pacak bae keliling indo..dibayarin alias biaya dinas..
I love you full Indonesia..!(mbah surip lagi)
C.U or See You
Assalamu’alaikum,
Kang Agus, saya masih dalam tahap belajar, saya merasa belum pantas untuk memberikan briefing. Tapi saya akan coba sharing sedikit yang saya tahu. Kalau saya pribadi, setelah buku selesai saya tulis, saya hubungi Penerbit, saya lihat alamat dan No telp penerbit dari salah satu buku yang saya beli. Setelah mereka setuju untuk mempelajari naskah buku, saya kirim hardcopy ke mereka, biasanya mereka memerlukan waktu dua minggu (paling lambat satu atau dua bulan) untuk mempelajari dan menilai naskah kita. Apabila naskah buku kita lulus penilaian mereka, maka kita akan dihubungi, diundang datang ke kantor mereka untuk membicarakan kerjasama dan menyepakati perjanjian penerbitan buku.
Setelah sepakat, biasanya surat perjanjian penerbitan buku atau surat perjanjian kerjasama kita dengan penerbit, akan dikirimkan ke alamat kita, yang suduh lengkap dengan materai untuk kita tanda tangani dan kita kirim balik ke mereka. Setelah itu buku diterbitkan dan dipasarkan. Itu sedikit pengalaman saya, dari pengalaman kerjasama dengan dua Penerbit. Mohon doanya ya… Mas Agus, buku ke tiga saya judulnya “Cukuplah Allah” dengan kata pengantar dari Ust. Jefri Al Bukhori (Uje), sekarang ini sedang dalam proses cetak, ditargetnya terbit sebelum Ramadhan. Mohon doa semoga semua lancar dan berkah, amin.
Wa’alaikum salam,
Dewi Yana
Wa’alaikum salam
Thanks Mbak Yana.. penjelasannya sudah sangat membantu & menginspirsi untuk memulai menulis buku..
Salam
Bundo sedang mengunjungi rumah agoes.. 🙂
obsesi yang mulia.. sukses yaa..
Mo kaseh bundo sudah maen ki sini
Salam hangat
Salam suksesss juga
Maen lagi… laen kali
C.U
Assalamu’alaikum,
Salam kenal Kang Agus, saya baru pertama ke sini, maklum orang baru, tapi sudah tua.
Blognya menarik sekali, lain kali saya balik lagi.
Kapan-kapan mampir ke tempat saya.
Boleh tukeran link ?
Terima kasih. Selamat Idul Fitri , maaf lahir batin.
Salam.
Thanks Kang Abdul Aziz atas kunjunganya….
Silakan maen-maen lagi kemari
Silakan juga tukeran link
“Selamat Hari Raya Idul Fitri”
1 Syawal 1430 H
Mohon maaf lahir & bathin
Salam Hangat
Tetap lanjutkan Perjuangan……..demi kecerdasan dan Perbaikan Gizi bangsa…….. Salut untuk Bapak!
Regards:Noers
http://myimajination.wordpress.com
Thanks C.U
salam sukes… tetap semangat dalam berjuang, Saudaraku… izinkan bertukar link…
sedj
http://sedjatee.wordpress.com
Silakan …monggo..
Salam Hangat
semoga obsesinya terwujud dan lancar
Thanks a lot
Wa’alaikum slm,
Thanks, Linknya Pak Agus sudah saya pasang di Page Frindship. Kita tukeran bukan!? Selamat bertugas, sukses selalu!
Thanks Mbak Ninil..Blog Mbak Ninil juga sudah dipasang di sini
Waduuuuhh dah lama ga blog walking, mampir dlu ahhh
silakan..
Salam kenal,
Saya Bobby mo ngenalin produk IT dimana kita bisa
membuat
website tanpa pusing mengurusi masalah space hosting,
bandwith,program web
& Designnya.
Kini ada web yang simple dalam
pengaktifannya, layaknya kopi
instans yang tercakup di dalam satu
sachet,
Jadi produk web ini namanya
Webfor instans, mo lebih
jelas coba buka websitenya
WWW. Webforinstan.com.
thanks alot
Salam kenal kembali..
Assalam’alkm,permisi pak, aku mampir lg, numpang baca2 🙂
Thanks atas kunjungannya…
Assalamuaikum dulur, cubo mampir numpang nulis d kolom apo namonyo ini. Dulur d Palembang.
Waalaikum Salam…Bung Eful Plg..sehat-sehat kah..?
Salam Hangat
Salam kenal dari kami Agro Buah
kami mengucapkan,,,
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H
Minal Aidin Wal Faidzin Taqabalallahu minnaa wa minkum
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Obsesi yang sangat mulia, Pak Agoesman.
Dan itu cukup tercermin dalam blog anda. 🙂
Btw, apakah bapak punya info tentang masalah kesulitan air di daerah pedesaan2 terpencil di NTT? Karena kalau tidak salah Pak Agoesman cukup lama bermukim disana.
Jika punya, mungkin bapak berkenan membaginya dalam blog ini.
Terimakasih.
setuju banget sama obsesi mu 😀