Tentang Obsesi

Belajar dari keliling ke berbagai pelosok negeri yg kaya akan sumberdaya, namun masih banyak yg kekurangan. Kekurangan yg paling mendasar dari piramida kehidupan.

Belom banyak yg bisa dikerjakan sendiri tapi pailing tidak ada upaya bersimpati.

Buah susun

Obsesi dimana Masyarakat (Orang Tua dan Anak-Anak) mendapatkan hak-hak  mereka dan mereka dapat menjalankan kewajiban sesuai dengan poisisi masing-masing dalam kondisi kecukupan pangan.

Dunia dimana ada  “Peace, Freedom &  Prosperous for ever”… ?… Semoga..!

48 pemikiran pada “Tentang Obsesi

  1. sulit rasanya damai menyentuh kita..
    apalagi untuk warga yg bertempat di ibukota..
    faktor persaingan yg kuat bukannya menambah optimisme kita, justru melambungkan egosentris..

  2. Selamat bergabung di dunia blogger pak Agusman, apa bloh tulisannya yang bagus – bagus ini kami copas untukdimuat di majalah anak embun pagi soe?

  3. Thanks… sudah mampir disini.. juga saranannya…Ke depan akan diimprove lagi… Silakan aja tulisan (artikel or opini) mau di tampilan di Majalah Embun Paginya Soe… Salam buat Dewan Anak Soe…!!!

  4. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

    Kunjung balik kang..
    Sungguh sebuah obsesi yg indah,
    semoga apa-apa yg kita harapkan untuk masyarakat kelak kan terwujud dgn sebaik-baiknya keterwujudan menuju masyarakat yg damai menjadi rahmat bagi semesta alam.

    Sukses terus Kang Agus 🙂
    Salam Shilaturrahiim…

  5. Waallaikum Salam
    Thanks sudah menyempatkan waktu menjenguk sudare yang berada jauh… Amin Kang Azi semoga terwujuda paling tidak disekitar keluarga kite dululah mulainya…Sukes Juga buat yang disana.. Wasalam

  6. obsesi yang sangat ideal.
    sepertinya harus dimulai terlebih dulu dari lingkungan yang paling kecil dlm masyarakat.
    misalnya; dimulai dr keluarga sendiri, kerabat dan sahabat2, lalu dengan sendirinya dapat menjalar atau tertular kemana2, ke lingkup yg lebih besar lagi, yakni masyarakat indonesia seluruhnya.semoga.
    salam.

  7. Assalamu’alaikum wr wb

    Alhamdulillah, iya Kang agus, boleh, silahkan saja, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Kang Agus mencantumkan blog Jalan Dakwah Bersama di blogroll Akang.

    Wa’alaikum salam wr wb
    Dewi Yana

  8. Assalamu’alaikum wr wb

    Kang Agus, mau memberitahu, blognya Akang juga sudah saya link di blog saya, tapi sepertinya, Kang Agus salah nge-link blog saya deh, ada huruf yang kurang, jadi kalau di klik, nggak bisa masuk blog saya. Terima kasih.

    Wa’alaikum salam wr wb
    Dewi Yana

  9. ya, semoga !! rasa optimis yg mang agus “virus” kan itu akan menjangkit pada ruh-ruh setiap blogger yg baca (minimal blogger yg ngerasain ^^ ), dan perlu diingat, penuhi dulu semua hak orang lain yg ada pada diri kita, baru bisa menuntut hak kita yg ada pada orang lain. penuhi dulu kewajiban kita, baru bisa menuntut atas kewajiban orang lain..
    ya toh? enak toh? hak hak hak *mbah surip ketawa* 😆

    mokaseeh mang sudah mamper ke pos bikpici, payo kapan bikpici nih diajak keliling indonesia :mrgreen: mcak nyo ladas nian yoh pacak merantau terus…

    teruslah menebar manfaat yoh, mang!! bangga punyo dulur yang biso bawak manfaat u/ wong banyak!!

    keep blogging, mang!!

    • Amien….77x
      Setuju thd pelaksanaan hak & kewajiban masing-masing.
      Mudah-mudahan kapan bae bikpici ada kesempatan & ado rejeki pacak bae keliling indo..dibayarin alias biaya dinas..
      I love you full Indonesia..!(mbah surip lagi)
      C.U or See You

  10. Assalamu’alaikum,
    Kang Agus, saya masih dalam tahap belajar, saya merasa belum pantas untuk memberikan briefing. Tapi saya akan coba sharing sedikit yang saya tahu. Kalau saya pribadi, setelah buku selesai saya tulis, saya hubungi Penerbit, saya lihat alamat dan No telp penerbit dari salah satu buku yang saya beli. Setelah mereka setuju untuk mempelajari naskah buku, saya kirim hardcopy ke mereka, biasanya mereka memerlukan waktu dua minggu (paling lambat satu atau dua bulan) untuk mempelajari dan menilai naskah kita. Apabila naskah buku kita lulus penilaian mereka, maka kita akan dihubungi, diundang datang ke kantor mereka untuk membicarakan kerjasama dan menyepakati perjanjian penerbitan buku.
    Setelah sepakat, biasanya surat perjanjian penerbitan buku atau surat perjanjian kerjasama kita dengan penerbit, akan dikirimkan ke alamat kita, yang suduh lengkap dengan materai untuk kita tanda tangani dan kita kirim balik ke mereka. Setelah itu buku diterbitkan dan dipasarkan. Itu sedikit pengalaman saya, dari pengalaman kerjasama dengan dua Penerbit. Mohon doanya ya… Mas Agus, buku ke tiga saya judulnya “Cukuplah Allah” dengan kata pengantar dari Ust. Jefri Al Bukhori (Uje), sekarang ini sedang dalam proses cetak, ditargetnya terbit sebelum Ramadhan. Mohon doa semoga semua lancar dan berkah, amin.
    Wa’alaikum salam,
    Dewi Yana

  11. Assalamu’alaikum,

    Salam kenal Kang Agus, saya baru pertama ke sini, maklum orang baru, tapi sudah tua.

    Blognya menarik sekali, lain kali saya balik lagi.
    Kapan-kapan mampir ke tempat saya.
    Boleh tukeran link ?
    Terima kasih. Selamat Idul Fitri , maaf lahir batin.

    Salam.

  12. Salam kenal,
    Saya Bobby mo ngenalin produk IT dimana kita bisa
    membuat
    website tanpa pusing mengurusi masalah space hosting,
    bandwith,program web
    & Designnya.
    Kini ada web yang simple dalam
    pengaktifannya, layaknya kopi
    instans yang tercakup di dalam satu
    sachet,
    Jadi produk web ini namanya
    Webfor instans, mo lebih
    jelas coba buka websitenya
    WWW. Webforinstan.com.
    thanks alot

  13. Obsesi yang sangat mulia, Pak Agoesman.
    Dan itu cukup tercermin dalam blog anda. 🙂
    Btw, apakah bapak punya info tentang masalah kesulitan air di daerah pedesaan2 terpencil di NTT? Karena kalau tidak salah Pak Agoesman cukup lama bermukim disana.
    Jika punya, mungkin bapak berkenan membaginya dalam blog ini.
    Terimakasih.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s