Masyarakat desa memiliki potensi untuk maju

Dompu (2009). Apakah benar masyarakat desa terbelakang……. ? Ada yang mengatakan mereka justru lebih inovatif  dan berpikiran kritis. 

Lakey SoreOrang-orang sering mengatakan “masyarakat Desa” punya banyak permasalahan terutama kemiskinan. Hampir semua data dan laporan menuliskan, angka keluarga miskin mencapai 75 % dari jumlah keluarga yang ada.  Padahal kalau kita melihat realita di lapangan,  sebenarnya angka yang dilaporkan itu terlalu terpaut jauh. Diduga ini karena pengaruh penentuan kriteria tingkat kesejahteraan  oleh berbagai dinas/instansi dalam memberikan paket bantuan sehingga menyebabkan banyak orang yang menyatakan dirinya miskin. Lanjutkan membaca

Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi dan Berimbang

Segitiga MakananLembata (2009). Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia karena di dalamnya terdapat zat gizi yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupan.

Agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif, setiap orang memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Untuk itu diperlukan komposisi makanan yang sesuai dengan komposisi Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B). Lanjutkan membaca

Pangan Lokal

Pangan Lokal

Lembata (2009) Pangan adalah hak asasi setiap individu untuk memperolehnya dengan jumlah yang cukup dan aman serta terjangkau. Oleh karena itu, upaya pemantapan ketahanan pangan harus terus dikembangkan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.

Setiap daerah memiliki potensi pangan yang berbeda-beda, demikian pula di Propinsi NTT. Berbagai jenis pangan tersebar, dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Untuk pemenuhan kebutuhan konsumsinya baik sebagai pangan pokok maupun substitusi. Lanjutkan membaca

Menuju Ke Arah Perubahan

Field Visit Kebun Uhi Politani Baumata 29 - 30 April 2009 105

Kupang  (2009). “Kebiasaan ini sudah Kami lakukan turun-temurun dari orang tua Kami, Orang Tua kami juga mendapatkanya dari Orang Tuanya pula”. Kalimat itu yang sering Kita dengar bila mengajak masyarakat untuk melakukan hal-hal yang baru diluar kebiasaan mereka.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tiidak mudah mengajak masyarakat berubah. Penglamanan Kebun Agribisnis Unit Uji Politani Kupang membuktikan setelah lebih dari 4 tahun penerapan budidaya Pisang yang terintegrasi dengan sayuran/buahan-buahan, ternak ayam, sapi dan ikan lele baru terlihat ada masyarakat yang mengikuti dan mencontoh model ini. Mereka melihat bahwa dari kebun tersebut didapatkan hasil harian/mingguan, bulanan/triwulanan dan tahunan. Penghasilan tersebut secara rutin didapatkan pengelola kebun. Melihat bukti tersebut masyarakat baru yakin. Lanjutkan membaca

Pemberdayaan Masyarakat dan Kurang Gizi

Exersise AdminKupang (2009). Konteks Pemberdayaan Masyarakat lebih banyak diarahkan ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan, begitu pula dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut BPS Propinsi NTT pada Oktober 2008 Jumlah Penduduk NTT: 4,53 juta jiwa sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 1,16 juta jiwa (27,51 %) dimana 89,27 % berada di pedesaan. Umumnya penduduk di pedesaan bermata pencaharian di sektor pertanian.

Tingginya penduduk miskin yang berada di pedesaan  menunjukkan  indikitator ketidak-mampuan masyarakat pedesaan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan, keterampilan, juga ditunjang oleh faktor alam tentunya, serta faktor-faktor lainnya. Lanjutkan membaca

“Kisah Dibalik Keceriahan Si Anak Desa”

Kupang (27/6/2009). Riuh rendah celotah anak-anak itu  terdengar. Ketika mereka  berjalan bersama-sama  menuju sekolah.  Keceriahan ini tidak terlepas dari kondisi kesehatan mereka yang baik. 

Satu diantara anak-anak itu ternyata bernama Mita  (8 tahun), Klas 2 SD, Anak ini terlihat paling menonjol dengan berbadan bersih, berambut hitam ikal-lebat, tinggi badang proporsional dengan usianya, dan terlihat segar. Dengan semangatnya sambil terus berceloteh dengan kawan-kawan sebaya sampai tiba di halaman sekolah.

Lanjutkan membaca