Banyak diantara kita yang tidak menyangka kalau komoditi pertanian yang ada disekitar kita akan mempunyai nilai tambah yang cukup baik, bila diolah dan didiversifikasi.
Selama ini Kita sering mengkonsumsi Labu kuning, Ubi Kayu, Ubi Rambat, Kacang Hijau, Jagung, dan Pisang hanya direbus atau digoreng saja. Padahal bisa dibuat bernilai lebih dengan sedikit pengolahan. Komoditi tersebut sangat mudah didapatkan di desa dalam jumlah melimpah.
Kalau hanya disajikan dalam bentuk rebusan dan gorengan aja terus menerus, akan menimbulkan kebosanan bagi anak-anak dan orang dewasa untuk mengkonsumsinya.
Untuk itu dibutuhkan upaya meningkatkan minat dan selera anak-anak dan orang dewasa dengan suatu pengolahan tertentu.
Berdasarkan pengalaman Kami bersama masyarakat di beberapa desa di Kab.Sika dan Lembata NTT, serta Kab.Dompu NTB selama mengimplementasikan Program Ketahanan Pangan dan Gizi Terpadu. Telah dilakukan upaya Pembuatan Tepung Tunggal dan Tepung Komposit berbahan baku Komoditi Lokal. Yang dimaksud dengan Tepung Komposit adalah tepung campuran berbagai tepung komoditi lokal tadi, misalnya tepung jagung dicampur dengan tepung pisang.
Bahan tepung inilah yang akan dijadikan Kue, Tart, Roti, Dodol, Selai, Stik dan Susu.
Adapun peralatan yang dipergunakan untuk mengolahan komoditi tersebut menjadi tepung (tunggal atau komposit) adalah: pisau, peeler (pengupas kulit), slicer (parut perajang), timbangan, tempat/alat pengeringan, baskom (wadah), lesung dan kayu penumbuk atau mesin penggiling tepung, ayakan tepung, kemasan atau wadah tepung. Kami yakin sebagian besar alat tersebut tersedia di rumah tangga.
Sedangkan peralatan yang dipergunakan untuk membuat produk kuliner (kue, tart, stick, roti, proll dll) merupakan peralatan yang umum digunakan oleh masyarakat, terutama yang biasa membuat kue. Antara lain: ayakan tepung, baskom, blender, cetakan kue kering dari logam, cetakan kue kering tipe spuit, corong air, dandang, dll.
Selain Labu kuning, Ubi Kayu, Ubi Rambat, Kacang Hijau, Jagung, dan Pisang juga perkenalkan pengolahan Gadung dan Ganyong menjadi tepung dan keripik, serta pengolahan rumput laut.
Berdasarkan uji coba konsumsi kue, tart, stick, prol dan susu kepada anak-anak dan orang dewasa di desa-desa lokasi program terlihat antusias mereka untuk menikmati hasil olahan komoditi lokal tersebut dan sudah mulai membuat sendiri.
Untuk mengetahui lebil detail Panduan Pengolahan Kue Berbasis Tepung Komposit dan Komodi Lokal secara lengkap silakan tulis alamat e-mail di comment akan Saya share E-Book nya via e-mail
Ngeliat pernak pernik dapur jadi pengin eksekusi 🙂 Apalagi dg tepung komposit produk lokal, makin banggaaa rasanya. Saya suka makan ganyong rebus, kenyil2 enak. Asyik sdh ada tepung ganyong:)
Inovasi olahan produk pangan ini layak dilindungi dg Hak Paten. Mantab mas, cake proll-nya saya bungkus yah …hihi
heheheeheh..hayoooo eksekusi di waktu week end mbak..atau waktu senggang lainnya… krn sewaktu pengembangan produk pangan lokal ini ada donatur dari luar dan kerjasama dgn Jurusan Teknologi Pangan Poltek Pertanian Kupang..dan sifatnya untuk sosial jadi gak di patenkan…malah disebar luas kan untuk pengetahuan masyarakat umum…thanks