Kok Batu Akik mau diadu sama Kaktus Mini enggak sebanding la..yang satu keras dan yang satunya lagi berduri walau berduri tapi tetap gampang patah.
Namun ada persamaannya meski Batu Akik rada mahal harganya apalagi yang sudah terkenal mulai dari puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah, namun tetap diminati dan dicari. Sama halnya,meski berduri, tanaman kaktus juga banyak dicari dan diminati. Bentuknya yang unik dan jenis yang beragam membuat banyak orang ingin memiliki sebagai pengias rumah atau taman. Apa lagi dibikin dalam bentuk Kaktus Mini, dalam pot kecil.
Batu Akik ada banyak sekali jenis dan namanya hampir semua daerah mempunyai ciri khas masing-masiing, namun kalau diteliti lebih lanjut ada saja persamaannya baik dari segi tekstur dan struktur batuan pembentuknya, dan akan mengkilap kalau sudah diasah. Kaktus Mini pun ada keaneka-ragamannya ada lebih dari 200 jenis kaktus dan bisa disilang satu sama lain sebagai batang bawah dan batang atas untuk memperindah tampilannya, Bentuknya unik beraneka ragam. Duri, menjadi ciri utamanya. Tumbuhan ini paling tahan dengan kondisi kering di gurun pasir. Kaktus sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Kaktos” yang berarti tanaman berduri
Tapi ada perbedaan yang significant antara keduanya dan dirasakan sangat domplang. Sudah disebutkan tadi Harga Batu Akik bisa sangat mahal dari puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah, buat mengasah batu akik dari bahan mentahya aja ongkosnya bervariasi kalau di Lubuk Linggau dipatok Rp 25.000,- lain lagi di Palembang khususnya di sentra Batu Akik Pasar Cinde enggak kurang dari Rp 40.000 untuk upah mengasah Batu Akik, sedangkan di seputaran Stasiun KRL Bogor dipatok harga Rp 30.000,- bandingkan dengan harga Kaktus Mini per pot Rp 5.000 sampai Rp 10.000,- di Kios-Kios Bunga di Bogor.
Saya sendiri awalnya tidak begitu mengerti dan suka dengan Batu Akik, dan suka mengolok-olok teman yang ngumpulin Batu Akik, namun gak tau kenapa suatu hari “Once up on a time”, dalam perjalanan dari Lubuk Linggau ke Bingin Teluk, sempat mampir di lapak-lapak penjual bahan Batu Akik di Desa Karang Jaya – Musi Rawas Utara, membeli berbagai jenis bahan batu akik khas daerah sana semisal “teratai, kecubung air”, sejak saat itu mulailah jadi kolektor batu akik musiman, hampir tiap travel ke Lubuk Linggau pasti mampir ke Lapak Batu Akik dilanjutkan ke Lapak Pengasah Batu Akik, dalam kurun waktu November 2014 ampe September 2015 sudah enggak tau berapa dana yang terpakai untuk koleksi Batu Akik ini, tapi Alhamdullillah gak sampe jadi maniak Batu Akik yang sanggup menghabiskan dana puluhan juta hanya untuk mengkoleksi satu jenis batu..hehehehe ya karen enggak punya dana juga untuk koleksi batu akik yang mahal. Tak kurang sudah hampir 100 batu akik yang terkoleksi ada sebagian besar sudah di pasangkan dengan cincinnya dari titanium, germaniium, perak cina juga perak. Dari yang namanya “Teratai putih, teratai merah, teratai hitam, teratai abu-abu, kecubung api, kecubung air, biduri bulan, red raflesia, white raflesia, akar lalang, biru langit, giok aceh, daun pisang aceh, pink lebong, sungai dareh, dan lain-lain masih banyak lagi, lupa dech apa lagi nama-namanya, hingga ada rasa jenuh untuk mengkoleksi lagi, terakhir yang di koleksi red fanta. Yang namanya kolektor dadakan dan musiman pastilah ada kejenuhan hingga berhenti untuk melakukan lagi. Lagi pula di beberapa tempat sudah berkurang musim Batu Akik ini… Hehehehe.
Hingga suatu hari “once up on a time” lagi melihat anak gadisku di rumah kayaknya lagi senang dengan Kaktus Mini, sepulangnya dari Lubuk Linggau pertengahan September 2015 lalu sempat membelikannya 5 pot Kaktus Mini yang harganya relatif jauh lebih murah dibandingkan hoby Ayahnya dulu yang kolektor batu akik musiman, berlanjutlah episode Kaktus Mini, saat ini bila ada kesempatan dan melihat pajangan Kaktus Mini di Kios Bunga, apalagi yang bagus-bagus pastilah beli beberapa pot, hitung-hitung mengalihkan dana buat beli rokok, karena sudah beberapa bulan ini berhenti merokok…Alhamdullillah.
entah kenapa saya belum/ tidak tergiur dengan batu akik ya pak?? heee. kebetulan kemaren waktu ngumpul dengan keluarga, beberapa sepeupu pada heboh dan ada yang saling tukar batu akik. kalo saya jadi penonon doang. seneng juga sih kalo liat baku akik dengan warna warna yang kilau, tapi untuk ikut memakai, enggaklah ya untk saat sekarang.hee tapi denger denger sekarang batu akik sudah mulai turun pamor ya pak??
jadi, si bapak suka koleksi batu akik, Anaknya bagian kaktus? heee
Namanya juga musiman, di beberapa tempat pamornya menurun drastis, kayak di sebagian Sumatera, juga Bogor, heheheh Saya juga sdh berhenti koleksi batu akik…sdh jenuh..skrg bantuin anak aja melihara Kaktus Mini..
Saya mau tanya pak, kalau kepengen beli batu akik terpecaya dimana ya?
Tolong diberi saran saya,! 🙂
Kang M Syafiq…kalo di Jakarta bisa beli di Pusat Batu Akik di Jakarta Gems Centre (JGC) Rawa Bening Jatinegara Jakarta Timur, kalo mau beli batu akik harus hati hati jangan ketipu batu pabrikan (oksidian), untuk itu untuk mengecek ke aslian batu akik bisa dengan membawa Senter Kecil dan lup Mini, yg jadi indikator keaslian batu sbb:
1.Kepadatan & Suhu : batu akik asli lebih berat dn bila ditempelkan ke pipi atau kulit terasa lebih dingin.
2.Serat Batu: gunakan senter kecil dan lup mini untuk melihat serat batu, batu asli pasti ada seratnya yg terbentuk secara alami dan tdk beraturan, batu palsu tidak ada serat dan tampak ada gelembung gelembung udara. Kalau mau liat batunya sdh mengkristal atau belum, bisa gunakan Sentre Kecil, bila tembus cahaya artinya batunya sdh mengkristal atau sdh tua.
3.Struktur kekerasan batu akik: batu akik asli bila digoreskan dgn kaca tdk akan mengelami lecet, kalau mau gunakan alat tingkat kekerasan batu akik juga bisa (bisa dipakai juga alat untuk ngetes kekerasan intan yaitu Diamont tester selector, biasanya 2 – 10 mohs, makin tinggi makin keras, kalau batu palsu biasanya tingkat kekerasannya rendah dan gampang pecah). Secara umum itu untuk mengecek keaslian batu. Kalu mau mantap lagi batu akiknya sudah dibuatkan Sertifikatnya. moga bermanfaat Thanks
boleh minta batu akiknya pak? hehehe
Saya trauma beli batu akik gara2 pas di Martapura beli batu akik 50rban pas di parkiran tnyata batu dg jenis dan corak yg sama di jual 20ribuan
Hehehehe,,,,ketipu ya,,,kalo kemaari tak kasiin batu akik koleksiku,,,