Menuju Ke Arah Perubahan

Field Visit Kebun Uhi Politani Baumata 29 - 30 April 2009 105

Kupang  (2009). “Kebiasaan ini sudah Kami lakukan turun-temurun dari orang tua Kami, Orang Tua kami juga mendapatkanya dari Orang Tuanya pula”. Kalimat itu yang sering Kita dengar bila mengajak masyarakat untuk melakukan hal-hal yang baru diluar kebiasaan mereka.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tiidak mudah mengajak masyarakat berubah. Penglamanan Kebun Agribisnis Unit Uji Politani Kupang membuktikan setelah lebih dari 4 tahun penerapan budidaya Pisang yang terintegrasi dengan sayuran/buahan-buahan, ternak ayam, sapi dan ikan lele baru terlihat ada masyarakat yang mengikuti dan mencontoh model ini. Mereka melihat bahwa dari kebun tersebut didapatkan hasil harian/mingguan, bulanan/triwulanan dan tahunan. Penghasilan tersebut secara rutin didapatkan pengelola kebun. Melihat bukti tersebut masyarakat baru yakin.

Demikian pula dengan pengalaman Zet Malelak seorang Dosen UKAW Kupang, beliau setelah tinggal menetap selama 6 tahun di Dusun Uel Desa Nunkurus Kab.Kupang baru bisa mengajak masyarakat menuju kearah arah perubahan untuk perbaikan hidup.      

Jadi sebenarnya apa yang membuat susahnya perubahan tersebut?.

Menurut Kurt Lewin (1970) bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang.

Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu  yakni:

  1. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan. Misalnya seseorang yang belum menerapkan penggunaan pupuk bokhasi (ada keseimbangan antara pentingnya membuat pupuk bokhasi dengan kepercayaan pake pupuk bokhasi tidak akan meningkatkan hasil) dapat berubah perilakunya (pake pupuk bokhasi) kalau kekuatan pendorong yakni pentingnya penggunaan pupuk bokhasi dinaikkan dengan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan yang lebih intensif
  2. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya contoh tersebut diatas, dengan memberikan pengertian kepada orang tersebut bahwa dengan menggunakan pupuk bokhasi akan meningkatkan hasi, maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut.
  3. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. Seperti contoh diatas, Pelatihan dan penyuluhan yang lebih intensi tentang pupuk bokhasi yang berisikan pengertian terhadap orang tersebut bagaimana membuat pupuk bokhasi tidak benarnya bahwa anggapan pemakaian pupuk bokhasi tidak akan meningkatkan hasil, dibuktikan dengan penerapannya di lapangan, sehingga akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatan penahan.

Dengan mengcu pada teori Kurt Lewin ini, dengan keyakinan dan kemauan yang kuat sebenarnya Kita bisa mengajak masyarakat menuju ke arah perubahan, tinggal bagaimana memperkuat ”Kekuatan Pendorong” dan Menurunkan Kekuatan Penahan tadi… good luck!!!  (Writen by  Agusman Rizal)

Sumber Pustaka:

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003

7 pemikiran pada “Menuju Ke Arah Perubahan

  1. Congratulation for new blog. Welcome sir.. Keep writing and give the world a story or the way how we can find something to make change.. Coz, you’ra the leader of us..

    Regards,
    OmpuNdaru

  2. Thansk Ompu… The right thinks is, if we can share knowledge to others even it’s a litte one… Hopely you will be more success for your next future

  3. perubahan berawal dari perilaku. “current behavior” yang mau diubah menjadi “expected behavior” harus di gambarkan dengan jelas. Perubahan perilaku masyarakat memang sebuah “enjinering” yang kompleks, karena masih harus dibreakdown untuk kasus apa, mis: kesehatan publik, adopsi teknologi pertanian, kecanduan narkoba, negative deviance, perilaku menyimpang individu, dll. Psikologi personal dan massal serta komunikasi mungkin ilmu yang sangat relevan untuk ini.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s